Dunia Otomotif – Nissan Motor Corporation (NMC) telah resmi memasuki fase kritis, sebagaimana diungkapkan oleh CEO Makoto Uchida. Kondisi ini telah mendorong Stephen Ma, yang menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO), untuk mempertimbangkan langkah mundur dari posisi yang dipegangnya.
Menurut laporan terbaru dari Reuters dan Carscoops pada Selasa (3/12), belum ada kepastian mengenai apakah Stephen Ma akan benar-benar meninggalkan Nissan atau hanya mengundurkan diri dari jabatannya. Hingga kini, perusahaan asal Jepang tersebut belum memberikan klarifikasi terkait pertanyaan yang diajukan oleh media.
Stephen Ma telah membimbing NMC sebagai CFO sejak tahun 2019, melewati berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi. Ia mengambil alih posisi tersebut setelah Hiroshi Karube. Kini, setelah lima tahun menjabat, kabar mengenai niat Ma untuk mundur menjadi sorotan.
Kondisi yang dihadapi Nissan saat ini sangat menantang. Sebelum isu pengunduran diri Ma merebak, perusahaan ini telah mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 9.000 karyawan, yang setara dengan 6,7 persen dari total tenaga kerja global mereka yang mencapai 133.580 orang.
Lebih jauh lagi, Nissan juga berencana mengurangi kapasitas produksinya hingga 20 persen di pabrik-pabrik mereka, serta memangkas setengah dari gaji CEO Makoto Uchida.
Laporan yang dirilis bulan lalu mengungkapkan bahwa penurunan penjualan global, terutama di pasar utama seperti Amerika Utara, China, dan Jepang, menjadi penyebab utama situasi ini. Keuntungan perusahaan anjlok hingga 90 persen dalam periode April hingga September 2024.
Di pasar China, kemunculan merek baru seperti BYD telah menggeser posisi produsen tradisional seperti Volkswagen dan Ford, yang sebelumnya menguasai pasar tersebut. BYD berhasil meluncurkan kendaraan dengan harga terjangkau dan dilengkapi teknologi modern.
“Kami tidak bisa mengabaikan fakta bahwa proyeksi penjualan kami terlalu optimis, mengingat dinamika pasar yang berubah dengan sangat cepat. Ini mencerminkan kesulitan kami dalam memenuhi harapan pelanggan secara efektif,” ungkap Uchida.
Kondisi ini tentu menjadi beban berat bagi Uchida dan tim manajemennya. Untuk mengatasi tantangan ini, Nissan berencana untuk memanfaatkan kemitraan strategis dengan perusahaan lain, termasuk Honda, dalam upaya menjalankan operasional bisnisnya.