Jakarta – Kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke puluhan negara telah mulai berlaku. Kabijakan tersebut yang memicu berbagai respon dari beberapa negara. Kebijakan tersebut juga ditempuh untuk memulihkan kondisi pada industri di Amerika Serikat.
Terbaru Negara China yang menjadi satu-satunya negara dengan tarif impor yang telah dikenakan Donald Trump maksimal sebesar 104% setelah China mengenakan tarif balasan sebesar 34%.
Tarif impor tersebut kisaran antara 11% sampai 50%, diantaranya China 34%, Jepang 24%, Uni Eropa 20%, Vietnam 46%, dan juga Korea Selatan 25%. Tarif impor baru tersebut berlaku setelah Donald Trump mengenakan tarif universal yaitu sebesar 10% di semua impor negara kecuali Negara Meksiko dan juga Kanada.
Perihal pengumuman tarif tersebut, Donald Trump menyatakan Amerika Serikat merasa telah dicurangi selama lebih dari 50 tahun, menurutnya Negara seperti China sudah membuat Amerika Serikat tak berkutik.
Kebijakan tarif Donald Trump mengancam akan dapat meningkatkan perang dagang global. Negara China yang telah bersiap untuk dapat meningkatkan pembalasannya kepada Amerika Serikat agar dapat lebih gencar kembali. Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pihaknya akan terus berjuang sampai akhir pada perang dagang.
Sementara Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia atau AP3MI meminta kepada pemerintah untuk melakukan negosiasi kepada kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, AP3MI juga meminta kepada pemerintah agar tetap melindungi keberlangsungan terhadap pengusaha dalam negeri.
Kebijakan tarif impor Trump yang diberlakukan untuk negara Indonesia yaitu sebesar 32%. Ketua Umum atau Ketum AP3MI Djohan Rachmat mengatakan kondisi tersebut dapat memberikan tekanan ganda kepada para pelaku usaha di sektor ritel modern, mulai dari produsen sampai ke pemasok yang ketergantungan pada bahan baku impor dan juga pasar ekspor.
