
Dunia Olahraga – Debu Liga Champions musim ini menyelimuti Santiago Bernabeu dengan getir. Langkah Real Madrid, sang penguasa Eropa, terhenti di babak delapan besar oleh kegigihan Arsenal. Agregat telak 5-1 menjadi saksi bisu dominasi The Gunners dalam dua leg yang berbeda.
Namun, kekalahan Madrid bukan sekadar soal taktik yang antiklimaks. Ada indikasi kuat bahwa “mesin” Los Blancos kali ini kurang bertenaga. Sebuah catatan statistik yang mencolok mengungkap fakta menarik: para pemain Arsenal berlari lebih jauh, menjelajahi lapangan dengan intensitas yang lebih tinggi.
Tribuna melansir data yang memperlihatkan perbedaan signifikan dalam daya jelajah. Di leg pertama, kaki-kaki Meriam London menorehkan total 113 kilometer, meninggalkan Madrid dengan 101 kilometer. Sementara di pertemuan kedua, Arsenal kembali unggul dengan 117 kilometer berbanding 108 kilometer milik sang rival.
Lebih ironis lagi, trisula maut Madrid, Kylian Mbappe, Vinicius Jr., dan Rodrygo, justru tercatat sebagai barisan penyerang dengan jarak tempuh paling minim di sepanjang kompetisi Liga Champions musim ini. Sebuah anomali yang patut dipertanyakan.
Bukan hanya soal “lari”, Madrid juga tampak tumpul dalam kreasi serangan dan akurasi tembakan ke gawang lawan. Beberapa pengamat sepak bola meyakini bahwa keseimbangan tim telah goyah. Kepergian Toni Kroos, sang maestro lini tengah dengan umpan-umpan ajaib dan tendangan jarak jauh mematikan, meninggalkan lubang besar yang belum tertambal.
Luka Modric, sang gelandang veteran, tak lagi seprima dahulu. Di sisi lain, kedalaman skuad di lini belakang juga menjadi sorotan. Pertanyaannya kini menggelayut: apakah ini saatnya bagi Real Madrid untuk kembali “berburu” pemain bintang dengan gelontoran dana besar demi mengembalikan kejayaan mereka di kancah Eropa? Hanya waktu yang akan menjawab.