Berita Tenis: Barbora Krejcikova menyatakan ia mulai memandang Grand Slam sebagai turnamen paling prestisius setelah bekerja sama dengan mendiang Jana Novotna.
Petenis yang mengalahkan Jasmine Paolini demi mengklaim gelar Grand Slam nomor tunggal kedua dalam kariernya di London musim 2024, merupakan petenis terakhir yang dilatih oleh mantan bintang tenis, Novotna yang meninggal ketika menginjak usia 49 tahun.
Novotna merupakan mantan petenis peringkat 2 dunia yang memenangkan 24 gelar di sepanjang kariernya. Tetapi, ia paling diingat ketika menangis di bahu Duchess of Kent setelah kalah di final Grand Slam di London musim 1993 dari Steffi Graf sebelum akhirnya mengangkat trofi kemenangan tersebut lima musim kemudian.
“Ketika saya berusia 12 tahun, saya menulis di bukunya bahwa di masa depan saya ingin memenangkan French Open. Jadi, itu mimpi yang cukup besar bagi saya untuk memenangkan French Open,” ungkap Krejcikova.
“Sejujurnya, mungkin beberapa hal sedikit berubah ketika saya bertemu Jana dan ketika ia mengatakan kepada saya semua kisah tentang Wimbledon, tentang grass-court, seberapa sulit baginya untuk memenangkan gelar itu, dan seberapa emosional dirinya ketika ia benar-benar memenangkannya.”
“Saya pikir sejak saat itu saya mulai melihat Wimbledon sebagai salah satu turnamen terbesar di dunia.”
Juara French Open musim 2021 memberikan tribut kepada mantan mentor yang telah membantu kemajuannya di dunia tenis. Semua dimulai pada 2014 ketika ia mendatangi apartemen Novotna dengan surat untuk meminta bantuan. Saat itu, ia baru saja selesai berkompetisi di turnamen junior dan mencari saran tentang apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Novotna pun setuju untuk menjadi mentornya dan mereka bekerja sama sampai musim 2019, tahun ketika sang bintang tenis meninggal karena kanker.
“Saya banyak memimpikan tentang dirinya,” kenang Krejcikova.
Kini nama mereka berada di papan yang sama, papan yang menunjukkan daftar para pemenang di Wimbledon nomor tunggal putri, sesuatu yang membuat emosi petenis berkebangsaan Ceko campur aduk.
“Satu-satunya hal yang melintas dalam benak saya adalah bahwa saya sangat merindukan Jana. Melihat saya berada di papan yang sama dengannya merupakan momen yang sangat emosional,” tutur Krejcikova.
“Saya pikir ia akan merasa bangga. Saya pikir ia akan merasa benar-benar gembira bahwa saya berada di papan yang sama dengannya karena Wimbledon sangat istimewa baginya.”