April 26, 2025

Dunia Olahraga – Tetes air mata seorang pengadil lapangan hijau yang didaulat meniup peluit di partai puncak Copa del Rey musim ini pecah tak terbendung. Biang keladinya? Tekanan atmosferik yang disinyalir berasal dari kubu Los Galacticos, julukan akrab bagi Real Madrid. Sang raksasa ibukota Spanyol memang dikenal piawai melayangkan kritik pedas, bahkan cenderung menyudutkan, setiap kali merasa keputusan sang wasit kurang memihak mereka.

Musim kompetisi kali ini menjadi panggung beberapa episode keluhan Madrid terhadap kinerja para juru murni di Spanyol. Klimaksnya terjadi ketika surat resmi dilayangkan ke Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) dan Dewan Olahraga Nasional (CSD). Isinya tak main-main: tudingan adanya aroma kecurangan yang mewarnai kepemimpinan wasit di kancah domestik.

Bak senjata makan tuan, kanal-kanal resmi Madrid, baik situs daring maupun layar kaca, kerap menjadi corong untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap wasit yang memimpin laga mereka. Terbaru, Ricardo de Burgos Bengoetxea, sosok yang dipercaya mengawal jalannya final Copa del Rey kontra Barcelona di akhir pekan nanti, ikut merasakan panasnya sorotan dan kritik.

Sebuah tayangan di Real Madrid TV pada Kamis (24/4/2025) dituding sengaja mendiskreditkan De Burgos Bengoetxea. Data statistik perbandingan persentase kemenangan Barca dan Madrid di bawah kepemimpinannya diungkit-ungkit. Tak hanya itu, kapasitas wasit berusia 39 tahun tersebut juga dipertanyakan lantaran belum pernah sekalipun ditugaskan di Liga Champions.

Cuplikan-cuplikan momen kontroversial yang diduga melibatkan kesalahan De Burgos Bengoetxea pun tak luput dari layar kaca Madrid. Dalam konferensi pers yang digelar kemudian, sang wasit tak mampu menyembunyikan betapa beratnya tekanan ini merambah hingga kehidupan pribadinya.

“Ketika putra Anda pulang sekolah dengan mata sembab, bercerita bahwa teman-temannya mengejek ayahnya sebagai ‘pencuri’, hati saya hancur,” ungkap De Burgos Bengoetxea dengan nada getir, seperti dilansir BBC pada Jumat (25/4).

“Yang bisa saya lakukan hanyalah menanamkan pengertian pada anak saya, bahwa ayahnya adalah sosok yang jujur, menjunjung tinggi integritas, meskipun tak luput dari kesalahan, layaknya atlet lainnya.”

“Apa yang kami alami saat ini sudah melewati batas kewajaran. Banyak kolega saya merasakan hal serupa. Ini bukan hanya terjadi di level profesional, tapi juga di akar rumput. Kita semua perlu merenungkan, ke mana arah yang kita tuju, apa sebenarnya yang kita harapkan dari olahraga dan sepak bola,” imbuhnya dengan nada prihatin.

Senada dengan De Burgos Bengoetxea, Pablo Gonzalez Fuertes, yang didapuk menjadi komandan ruang VAR (Video Assistant Referee) di partai final nanti, turut meluapkan kekesalannya. Ia bahkan memberikan sinyal keras kepada Madrid bahwa pihaknya tak segan mengambil langkah hukum terkait siaran Real Madrid TV yang dianggap tendensius.

“Tak bisa disangkal lagi, kami harus mulai mengambil tindakan yang jauh lebih tegas dari yang selama ini kami lakukan. Kami tidak akan terus menerus membiarkan hal ini terjadi. Dalam waktu dekat, Anda akan mendengar kabar dari kami,” tegas Fuertes dengan nada penuh tekad.

“Kami akan mencetak sejarah, karena kami tidak akan lagi menanggung beban seperti ini,” lanjutnya, menyiratkan adanya perubahan sikap yang signifikan dari para pengadil lapangan.

Partai puncak Copa del Rey antara Barcelona dan Real Madrid dijadwalkan bergulir pada Minggu (27/4) pukul 03.00 WIB. Laga sarat gengsi ini akan menjadi edisi El Clasico pertama di ajang Copa del Rey sejak tahun 2014, menambah bumbu dramatis di tengah pusaran kontroversi perwasitan yang melanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *