Dunia Otomotif – Banyaknya Mobil Listrik China yang Masuk ke Indonesia, Wuling Tetap Yakin Bisa Mempertahankan Posisi Sebagai ‘Raja’ EV
Gelombang masuknya berbagai merek mobil listrik asal China ke Indonesia semakin deras. Meski demikian, Wuling, yang sudah lebih dulu mendirikan pabrik di tanah air, tetap percaya diri mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar di segmen kendaraan listrik.
Menurut Brian Gomgom, Public Relations Manager Wuling Motors, saat ini Wuling berhasil menjadi pemain utama di pasar mobil listrik Indonesia berkat tiga andalannya: Wuling Air EV, BinguoEV, dan Cloud EV.
“Wuling saat ini memegang status sebagai brand EV terdepan di Indonesia, dan jika melihat pasar saat ini, belum ada pesaing yang benar-benar bisa menyaingi kami. Market share Wuling di segmen EV mencapai 52 persen, yang menunjukkan bahwa kami masih mendominasi,” ujar Gomgom saat acara media test drive Wuling Cloud EV di Bogor, Selasa (13/8/2024).
Gomgom juga menekankan bahwa meskipun semakin banyak merek mobil China yang mencoba peruntungan di Indonesia, Wuling tetap yakin akan mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Salah satu keunggulan yang dimiliki Wuling adalah sudah beroperasinya pabrik mereka di Indonesia sejak 2017.
“Dalam persaingan EV ini, Wuling masih percaya diri dengan lini produk kami. Selain itu, kehadiran pabrik kami di Indonesia selama lebih dari tujuh tahun dan keberhasilan kami dalam menarik lebih dari 20 ribu pelanggan EV menunjukkan bahwa kami memiliki pengalaman panjang dan matang di segmen ini. Terbukti, penjualan bulanan Wuling EV terus mengalami peningkatan, meskipun ada banyak pemain baru yang masuk ke pasar Indonesia,” tambah Gomgom.
Gomgom juga mengungkapkan bahwa Wuling masih optimis menjadi brand yang pertama kali terlintas di benak konsumen ketika berbicara tentang mobil listrik. Namun demikian, Wuling tetap terus memantau perkembangan tren pasar kendaraan listrik di masa depan.
“Saat ini, Wuling masih menjadi pilihan utama masyarakat di segmen EV. Ke depan, kami akan terus memantau tren pasar, karena alasan konsumen dalam memilih EV berbeda dengan ketika mereka membeli mobil konvensional. Tren ini terus berkembang, dan kami akan melihat ke mana arah permintaannya. Apakah konsumen lebih memilih EV dengan model tertentu atau di rentang harga tertentu, itu yang akan kami cermati,” jelasnya.