Jakarta – Upacara yang dimulai di seluruh Asia yaitu untuk memperingati sebanyak 220.000 orang yang meninggal 20 tahun lalu ketika gelombang tsunami yang dipicu gempa dahsyat yang berkekuatan 9,1 SR di Aceh menghancurkan wilayah pesisir pada sekitar samudera hindia yang merupakan salah satu bencana alam terbesar dan terburuk dalam sejarah umat manusia.
Di Provinsi Aceh Indonesia dimana terdapat lebih dari 100 ribu orang yang tewas dimana sirene berbunyi selama 3 menit di Mesjid Agung Baiturrahman tepat pada pukul 8 pagi waktu setempat dan diikuti dengan shalat berjamaah untuk memulai serangkaian peringatan yang telah dijadwalkan di wilayah tersebut.
Suara bunyi sirene serentak terdengar di seluruh kota dan ketika itu juga kendaraan yang melintas di seluruh persimpangan berhenti, Polisi pun berjaga-jaga sampai suara sirene tersebut berakhir. Pada beberapa lokasi suara sirene menggunakan dari mobil polisi lalu lintas.
Dengan total sebanyak 226.408 orang yang tewas akibat dari bencana Tsunami tersebut, data tersebut menurut EM-DAT yaitu pusat data bencana global yang diakui. Dimana hari saat terjadinya bencana Tsunami tersebut tidak ada peringatan akan tanda datangnya tsunami sehingga hanya sedikit waktu yang diperlukan untuk melakukan evakuasi, meski ada jeda waktu itupun berjam-jam antara gelombang yang menghantam antara benua yang berbeda.
Saat bencana tsunami melanda belum adanya jaringan stasiun peringatan dini tsunami di berbagai banyak tempat, baru setelah bencana tsunami Aceh sejumlah negara yang termasuk Indonesia mulai membangun jejaring peringatan dini untuk bencana tsunami.